Friday, 4 December 2015

OUTLINE SKIRIPSI

MAKALAH
OUTLINE SKRIPSI

A.Latar Belakang
Pengalaman orang tua ketika anak harus dirawat di rumah sakit merupakan pengalaman yang menegangkan. Hal tersebut terjadi karena adanya perubahan  peran orang tua ketika anak dirawat oleh tenaga kesehatan dilingkungan rumah sakit.Orang tua perlu memberikan dukungan pada anak yang dirawat dan memperhatikan anggota keluarga lainnya yang ada di rumah. Orang tua bias mengalami stress akibat kondisi anak selama perawatan di rumah sakit, Pengalaman sters yang terjadi pada orang tua diakibatkan karena belum dapat informasi atau kurangnya informasi tentang kondisi anak, prognosis, rencana pengobatan dan pemeriksaan diagnostik. Informasi ini memungkinkan mereka untuk memahami atas situasi yang belum diketahui  sebelumnya (Kristension, Shields, O’Challaghan,2003).
Fenomena perpisahan dan pengalaman anak yang dirawat inap menunjukan bahwa pada saat anak dirawat di rumah sakit akan mengalami perubahan status emosional, begitu juga pada orang tua. Fenomena perpisahan tersebut menyebabkan anak berperilaku kurang baik, seperti menangis, agresif, menarik diri dan hipoaktif (Preslley,2011).
Sakit dan Hospitalisasi menimbulkan krisis pada kehidupan anak. Di rumah sakit anak harus menghadapi lingkungan yang asing dan pemberi asuhan yang tidak dikenal. Sering kali anak harus mengalami prosedur  yang  menimbulkan nyeri , kehilangan kemandirian dan berbagai hal yang tidak diketahui. Intrepretasi anak terhadap kejadian dan respon anak terhadap pengalaman selama dirumah sakit akan diasumsikan sebagai pengalaman yang kurang baik, Pada saat seperti itu perasaan anak akan penuh dengan beban emosional  seperti rasa cemas, ketakutan, perasaan rendah diri, perasaan marah, depresi, perasaan tidak berdaya, ketergantungan yang berlebihan pada orang lain dan tidak mampu berpikir dengan baik (Wahyunin,2006).
Selama masa anak-anak , sekitar 30% minimal anak pernah mengalami perawatan di rumah sakit, sementara itu sekitar 5% pernah dirawat beberapa kali di rumah sakit (Kazemi, Ghazimoghaddam,Besharat,Kashani, 2012).
Rawat inap dianggap sebagai suatu peristiwa yang bias membeuat stres pada  anak-anak . Sterssor yang diterima anak selama dirawat dapat berupa  lingkungan rumah sakit yang asing, kondisi fisik seperti rasa sakit dan penyakit yang anak alami, prosedur perawatan dan pemeriksaan medis  di rumah sakit. Stes pada anak dapat menyebabkan gangguan tidur, penurunan nafsu makan,dan gangguan perkembangan sehingga hal tersebut dapat menunda proses penyembuhan penyakit (Kazemi dkk,2012).Adanya perilaku anak yang demikian, tentunya akan mengakibatkan kurang  optimalnya proses pelayanan keperawatan, sehingga akan mempengaruhi proses penyembuhan. Apabila hal tersebut  berlangsung  lama dan terus menerus  maka anak akan kehilangan control diri bahkan bias depresi.
Usia prasekolah sangat rentan terhadap efek stres dan ketakutan selama rawat inap. Anak-anak dibawah usia enam tahun kurang mampu berpikir tentang suatu peristiwa secara keseluruhan, belum bisa menentukan perilaku yang dapat mengatasi suatu masalah yang baru dihadapi dan kurang memahami suatu peristiwa yang dialami (Jennet & Peterson,2002).Anak-anak mengatasi ketakutan berdasarkan pengalaman yang pernah dialami dan strategi koping yang pernah dilakukan. Anak usia prasekolah belum dapat mengekspresikan emosi  dan harapan mereka dengan cukup baik secara lisan (Biyanti Dwi Winarsih,2012).
Perkembangan kognitif anak usia prasekolah adalah pada praoperasional  dimana anak akan mulai memahami dari pengalaman yang dialami.Perkembangan psikososial pada fase inisiatif, anak mempunyai inisiatif  untuk melakukan suatu kegiatan yang memuaskan bagi mereka . Apabila anak dirawat perkembangan ini  tidak bisa dilalui secara baik. Anak merasa bahwa sakit dan dirawat merupakan bentuk hukuman bagi anak karena perkembangan moral diorientasikan pada hukuman dan kepatuhan ( Wong, Hockenberry & Marylin,2007).
Salmela, Salmanera,dan Aronen (2010) melakukan studi kualitatif pada 89 anak menggunakan wawancara semi-terstruktur  mulai tahun 2004 sampai 2006. Hasil studi menggambarkan bahwa anak mengatasi ketakutan di rumah sakit melauli pencapaian kesenangan, menunjukan perilaku yang baik, mencari rasa aman dan nyaman, percaya terhadap diri sendiri, berpartisipasi dalam perawatan, memahami situasi yang sedang dialami, meminta bantuan, mencoba penyesuaian, dan menjaga diri sendiri. Anak usia prasekolah membutuhkan informasi dan bimbingan untuk mengorientasikan diri  dalam situasi yang tidak diketahui dan untuk berpartisipasi dalam keputusan mengenai kehidupan sehari-hari. Anak memerlukan waktu untuk bermain dan mencari kenikmatan. Anak-anak juga dapat di ajarkan strategi koping yang memberikan kesempatan anak untuk berperan aktif.
Peran orang tua yang di paparkan oleh Chen (2005) menjelaskan bahwa bentuk peran serta orang tua selama anak di rawat di rumah sakit adalah dengan menjalin kolaborasi antara orang tua dengan profesi kesehatan dan kehadiran orang tua yang dapat memberikan rasa nyaman pada anak. Bentuk kolaborasi orang tua dengan profesi kesehatan diwujudkan dengan adanya keterlibatan orang tua dalam perawatan, memberikan support emosional kepada anak, ikut terlibat pada tindakan yang sederhana, menjelaskan kepada anak tentang kondisi anak dan memenuhi kebutuhan anak selama dirawat.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan diatas Rumusan Masalahnya adalah: Hubungan Peran Serta Orang Tua Terhadap Dampak Hospitalisasi Pada Anak Usia Prasekolah (3-5 tahun).

 C.Tujuan Penelitian
a) Tujuan Umum
Untuk mengetahui apakah ada Hubungan Peran Serta Orang Tua Terhadap Dampak Hospitalisasi  Pada Anak Usia Prasekolah (3-5 tahun).
b) Tujuan Khusus
1.      Diketahuinya gambaran peran serta orang tua pada anak usia prasekolah (3-5 tahun).
2.      Diketahuinya  dampak hospitalisasi pada anak usia prasekolah (3-5 tahun).
3.      Menganalisis Hubungan Peran Serta Orang Tua Terhadap Dampak Hospitalisasi Pada
Anak Usia Prasekolah (3-5 tahun).

D. Tinjauan Pustaka

Hospitalisasi adalah suatu keadaan krisis pada anak, saat anak sakit dan di rawat di rumah sakit. Keadaan ini terjadi karena anak mengalami perubahan dari kedaan sehat dan rutinitas lingkungan serta mekanisme koping yang terbatas dalam menghadapi stressor. Stresor utama dalam hospitalisasi adalah perpisahan, kehilangan kendali dan nyeri (Wong, Hockenberry & Merlyin,2007).

Dampak hopitalisasi menurut  Cookle dalam Rudolph adalah hospitalisasi dalam waktu lama dengan lingkungan yang tidak efisien teridentifikasi dapat mengakibatkan perubahan perkembangan emosional dan intelektual anak (Cooke,Rudolph,2003).

Depresi dan menarik diri sering kali terjadi setelah anak menjalani hospitalisasi dalam waktu lama. Banyak anak akan mengalami penurunan emosional setelah menjalani hospitalisasi.Beberapa penelitian menunjukan bahwa anak yang dihospitalisasi bisa mengalami gangguan untuk tidur dan makan, perilaku agresif kencing di atas tempat tidur, hiperaktif, perilaku agresif, mudah tersinggung, terteror pada saat malam hari dan negativisme(Herliana,2001)



E. Metedologi
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian  kuantitatif ,dengan metedologi korelasi dengan tehnik analisa pengumpulan data Bivariat dimana merupakan analisa data yang menunjukan hubungan antara 2 variabel.
Berdasarkan pemaparan diatas judul penelitian yang akan saya ajukan adalah: HUBUNGAN PERAN SERTA ORANG TUA TERHADAP DAMPAK HOSPITALISASI ANAK PADA USIA PRASEKOLAH (3-5 TAHUN).



No comments:

Post a Comment