MAKALAH
OUTLINE SKRIPSI
A.Latar Belakang
Pengalaman
orang tua ketika anak harus dirawat di rumah sakit merupakan pengalaman yang
menegangkan. Hal tersebut terjadi karena adanya perubahan peran orang tua ketika anak dirawat oleh
tenaga kesehatan dilingkungan rumah sakit.Orang tua perlu memberikan dukungan
pada anak yang dirawat dan memperhatikan anggota keluarga lainnya yang ada di
rumah. Orang tua bias mengalami stress akibat kondisi anak selama perawatan di
rumah sakit, Pengalaman sters yang terjadi pada orang tua diakibatkan karena
belum dapat informasi atau kurangnya informasi tentang kondisi anak, prognosis,
rencana pengobatan dan pemeriksaan diagnostik. Informasi ini memungkinkan
mereka untuk memahami atas situasi yang belum diketahui sebelumnya (Kristension, Shields,
O’Challaghan,2003).
Fenomena
perpisahan dan pengalaman anak yang dirawat inap menunjukan bahwa pada saat
anak dirawat di rumah sakit akan mengalami perubahan status emosional, begitu
juga pada orang tua. Fenomena perpisahan tersebut menyebabkan anak berperilaku
kurang baik, seperti menangis, agresif, menarik diri dan hipoaktif
(Preslley,2011).
Sakit
dan Hospitalisasi menimbulkan krisis pada kehidupan anak. Di rumah sakit anak
harus menghadapi lingkungan yang asing dan pemberi asuhan yang tidak dikenal. Sering
kali anak harus mengalami prosedur
yang menimbulkan nyeri ,
kehilangan kemandirian dan berbagai hal yang tidak diketahui. Intrepretasi anak
terhadap kejadian dan respon anak terhadap pengalaman selama dirumah sakit akan
diasumsikan sebagai pengalaman yang kurang baik, Pada saat seperti itu perasaan
anak akan penuh dengan beban emosional
seperti rasa cemas, ketakutan, perasaan rendah diri, perasaan marah,
depresi, perasaan tidak berdaya, ketergantungan yang berlebihan pada orang lain
dan tidak mampu berpikir dengan baik (Wahyunin,2006).
Selama
masa anak-anak , sekitar 30% minimal anak pernah mengalami perawatan di rumah
sakit, sementara itu sekitar 5% pernah dirawat beberapa kali di rumah sakit
(Kazemi, Ghazimoghaddam,Besharat,Kashani, 2012).
Rawat
inap dianggap sebagai suatu peristiwa yang bias membeuat stres pada anak-anak . Sterssor yang diterima anak
selama dirawat dapat berupa lingkungan
rumah sakit yang asing, kondisi fisik seperti rasa sakit dan penyakit yang anak
alami, prosedur perawatan dan pemeriksaan medis
di rumah sakit. Stes pada anak dapat menyebabkan gangguan tidur,
penurunan nafsu makan,dan gangguan perkembangan sehingga hal tersebut dapat
menunda proses penyembuhan penyakit (Kazemi dkk,2012).Adanya perilaku anak yang
demikian, tentunya akan mengakibatkan kurang
optimalnya proses pelayanan keperawatan, sehingga akan mempengaruhi
proses penyembuhan. Apabila hal tersebut
berlangsung lama dan terus
menerus maka anak akan kehilangan
control diri bahkan bias depresi.
Usia
prasekolah sangat rentan terhadap efek stres dan ketakutan selama rawat inap.
Anak-anak dibawah usia enam tahun kurang mampu berpikir tentang suatu peristiwa
secara keseluruhan, belum bisa menentukan perilaku yang dapat mengatasi suatu
masalah yang baru dihadapi dan kurang memahami suatu peristiwa yang dialami
(Jennet & Peterson,2002).Anak-anak mengatasi ketakutan berdasarkan
pengalaman yang pernah dialami dan strategi koping yang pernah dilakukan. Anak
usia prasekolah belum dapat mengekspresikan emosi dan harapan mereka dengan cukup baik secara
lisan (Biyanti Dwi Winarsih,2012).
Perkembangan kognitif anak usia
prasekolah adalah pada praoperasional
dimana anak akan mulai memahami dari pengalaman yang dialami.Perkembangan
psikososial pada fase inisiatif, anak mempunyai inisiatif untuk melakukan suatu kegiatan yang memuaskan
bagi mereka . Apabila anak dirawat perkembangan ini tidak bisa dilalui secara baik. Anak merasa
bahwa sakit dan dirawat merupakan bentuk hukuman bagi anak karena perkembangan
moral diorientasikan pada hukuman dan kepatuhan ( Wong, Hockenberry &
Marylin,2007).
Salmela, Salmanera,dan Aronen (2010)
melakukan studi kualitatif pada 89 anak menggunakan wawancara
semi-terstruktur mulai tahun 2004 sampai
2006. Hasil studi menggambarkan bahwa anak mengatasi ketakutan di rumah sakit
melauli pencapaian kesenangan, menunjukan perilaku yang baik, mencari rasa aman
dan nyaman, percaya terhadap diri sendiri, berpartisipasi dalam perawatan,
memahami situasi yang sedang dialami, meminta bantuan, mencoba penyesuaian, dan
menjaga diri sendiri. Anak usia prasekolah membutuhkan informasi dan bimbingan
untuk mengorientasikan diri dalam
situasi yang tidak diketahui dan untuk berpartisipasi dalam keputusan mengenai
kehidupan sehari-hari. Anak memerlukan waktu untuk bermain dan mencari kenikmatan.
Anak-anak juga dapat di ajarkan strategi koping yang memberikan kesempatan anak
untuk berperan aktif.
Peran
orang tua yang di paparkan oleh Chen (2005) menjelaskan bahwa bentuk peran
serta orang tua selama anak di rawat di rumah sakit adalah dengan menjalin
kolaborasi antara orang tua dengan profesi kesehatan dan kehadiran orang tua
yang dapat memberikan rasa nyaman pada anak. Bentuk kolaborasi orang tua dengan
profesi kesehatan diwujudkan dengan adanya keterlibatan orang tua dalam
perawatan, memberikan support emosional kepada anak, ikut terlibat pada
tindakan yang sederhana, menjelaskan kepada anak tentang kondisi anak dan
memenuhi kebutuhan anak selama dirawat.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
pemaparan diatas Rumusan Masalahnya adalah: Hubungan Peran Serta Orang Tua
Terhadap Dampak Hospitalisasi Pada Anak Usia Prasekolah (3-5 tahun).
C.Tujuan Penelitian
a)
Tujuan Umum
Untuk
mengetahui apakah ada Hubungan Peran Serta Orang Tua Terhadap Dampak
Hospitalisasi Pada Anak Usia Prasekolah
(3-5 tahun).
b)
Tujuan Khusus
1. Diketahuinya
gambaran peran serta orang tua pada anak usia prasekolah (3-5 tahun).
2. Diketahuinya dampak hospitalisasi pada anak usia
prasekolah (3-5 tahun).
3. Menganalisis
Hubungan Peran Serta Orang Tua Terhadap Dampak Hospitalisasi Pada
Anak
Usia Prasekolah (3-5 tahun).
D.
Tinjauan Pustaka
Hospitalisasi
adalah suatu keadaan krisis pada anak, saat anak sakit dan di rawat di rumah
sakit. Keadaan ini terjadi karena anak mengalami perubahan dari kedaan sehat
dan rutinitas lingkungan serta mekanisme koping yang terbatas dalam menghadapi
stressor. Stresor utama dalam hospitalisasi adalah perpisahan, kehilangan
kendali dan nyeri (Wong, Hockenberry & Merlyin,2007).
Dampak hopitalisasi
menurut Cookle dalam Rudolph adalah hospitalisasi
dalam waktu lama dengan lingkungan yang tidak efisien teridentifikasi dapat
mengakibatkan perubahan perkembangan emosional dan intelektual anak (Cooke,Rudolph,2003).
Depresi dan
menarik diri sering kali terjadi setelah anak menjalani hospitalisasi dalam
waktu lama. Banyak anak akan mengalami penurunan emosional setelah menjalani
hospitalisasi.Beberapa penelitian menunjukan bahwa anak yang dihospitalisasi
bisa mengalami gangguan untuk tidur dan makan, perilaku agresif kencing di atas
tempat tidur, hiperaktif, perilaku agresif, mudah tersinggung, terteror pada
saat malam hari dan negativisme(Herliana,2001)
E.
Metedologi
Penelitian
ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif ,dengan metedologi korelasi dengan
tehnik analisa pengumpulan data Bivariat dimana merupakan analisa data yang
menunjukan hubungan antara 2 variabel.
Berdasarkan
pemaparan diatas judul penelitian yang akan saya ajukan adalah: HUBUNGAN PERAN SERTA ORANG TUA TERHADAP
DAMPAK HOSPITALISASI ANAK PADA USIA PRASEKOLAH (3-5 TAHUN).
No comments:
Post a Comment